Kerajaan Gasib adalah Kerajaan Siak I yang berada di Sungai Gasib di Hulu Sungai Siak. Kerajaan Gasib merupakan Pecahan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Muara Takus. Raja Terakhir dari Kerajaan Gasib ini telah beraga Islam yaitu SULTAN HASAN yang ditabalkan menjadi Raja Oleh Sultan Johor. Kerajaan Siak I berakhir pada tahun 1622 M.
Selama 100 tahun Negeri ini tidak
mempunyai Raja, maka ditunjuk seorang Syahbandar yang berkedudukan di Sabak Auh
di Kuala Sungai Siak untuk mengawasi negeri ini yang ditugasi memungut sungai
hasil hutan, timah dan hasil laut di Kawasan Kerajaan Johor.
Ayahanda Raja Kecik ( Sultan Abdul
Jalil Rachmad Syah Putera Raja Johor ) yaitu Sultan Mahmud Syah II yang dibunuh
oleh Megat Sri Rama sepulang Shalat Jum'at. Lalu Kekuasaan di ambil alih
oleh Datuk Bendahara Tun Hebab dan dilantik sebagai Raja di Kerajaan Johor
tersebut, Dalam Pemerintahan nya Datuk Bendahara Tun
Hebab berusaha membunuh orang-orang terdekat dan semua Keturunan Sultan
Mahmud Syah II. Karena perbuatan nya tersebut banyak daerah yang berpisah dari
Kerajaan Johor, mereka menyatakan memisahkan diri. Kala itu istri Sultan Mahmud
Syah II sedang mengandung anak mereka yang berhasil diamankan ke suatu tempat
dari kejaran pasukan Datuk Bendahara Tun Hebab Setelah anak
Sultan Mahmud Syah II dan istri lahir, anak ini diberi nama Raja Kecik. Raja Kecik
di ajari tentang ilmu Dunia dan Akhirat sampai ia menguasai semuanya. Dan
setelah berhasil dalam bidang Pengetahuan, Agama, Adat Istiadat ,Militer dsb,
Raja Kecik dibantu rekan-rekan yang mendukung nya berusaha mengambil kembali
Kekuasaan Ayah nya yang telah dikuasai oleh Datuk Bendahara Tun Hebab.
Akhirnya, Turunlah tahta Datuk Bendahara Tun Hebab dan
Kekuasaan jatuh kembali ketangan Raja Kecik. Raja Kecik sempat memerintah
Kerajaan Johor tetapi hanya sebentar karena terjadi Sengketa Cinta antara Raja
Kecik dan keluarga calon Permaisuri ( Tengku Mahbungsu ).
Sengketa
Cinta (Kisah cinta raja Kecik, Siak) ini adalah sebuah kisah cinta tentang Raja
Kecik yang mencintai Putri Raja bernama Tengku Mahbungsu, tetapi
dalam percintaan mereka terhalang oleh sang kakak (Tengku Tengah), Tengku
Tengah juga mencintai Raja Kecik tetapi tidak dengan rasa cinta yang
tulus, Sang adik (Tengku Mahbungsu) ingin mengalah dengan meng-ikhlaskan Raja
Kecik jatuh ke pelukan sang kakak (Tengku Tengah). Tetapi dihalang oleh
Mak Inang Juara, karena Tengku Tengah memiliki tujuan yang jahat, dia bekerja
sama dengan Raja Sulaiman untuk menjatuhkan Kerajaan Raja
Kecik. Mereka ingin membalaskan dendam kepada Raja Kecik karena Raja Kecik
adalah orang yang telah menghancurkan kerajaan dan memisahkan mereka dengan
sang Ayah. Raja Sulaiman dan Tengku Tengah mendatangi Daeng Perani dari
Kerajaan Bugis untuk meminta bantuan menyerang Kerajaan Johor yang diperintah
oleh Raja Kecik, sebagai imbalannya Daeng Perani di ijinkan untuk mempersunting
Tengku Tengah sebagai Permaisuri. Bantuan
tersebut di sanggupi oleh Daeng Perani dan ia berjanji akan membalaskan dendam
Raja Sulaiman dan Tengku Tengah kepada Raja Kecik. Akhirnya, Daeng Perani
dan para pasukan dapat dikalahkan oleh Pasukan Kerajaan Johor, Datuk Tanah Datar.
Kematian
Daeng Perani tidak membuat perang berakhir, Perang saudara ini justru
berlangsung berlarut-larut, kondisi ini membuat Tengku Mahbungsu sangat sedih,
ia meminta Raja Kecik untuk mengakhiri Peperangan. Demi cintanya, Raja Kecik
pun mengabulkan permintaan Tengku Mahbungsu, ia bahkan memutuskan untuk
mengalah dengan menyingkir ke Lingga dan kemudian ke Bengkalis untuk
menghindari terulangnya perang saudara. Selanjutnya
berdiri Kerajaan Siak II pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik (Sultan Abdul Jalil
Rachmad Syah Putera Raja Johor) yang terletak di Kota Buantan, Siak Sri
Indrapura. Akhirnya
Raja Kecik hidup bahagia bersama Tengku Mahbungsu (Permaisuri). Dan kematian
Tengku Mahbungsu membuat Raja Kecik sedih dan tidak lama kemudian Raja Kecik
dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rachmad Syah menyusul Permaisuri. Beliau
disemayamkan di Kota Buantan. Tahta Kekuasaan selanjutnya di berikan kepada
Anak Bungsu Mereka dan garis keturunan nya lagi berdasarkan syariat Islam
(Keturunan Ayah) sampai Raja ke-12 dan Setelah itu Kerajaan Siak di serahkan ke
Republik Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar